01/11/2012

Llau, untuk apa?


Untuk apa aku berlari mengejarmu hanya ingin memintamu untuk tetap tinggal?

Untuk apa aku menunggu mu kembali agar mendapatkan kesempatan lain?

Untuk apa aku bicara tentang luka, agar kau mengerti bagaimana rasa sakitnya?

Untuk apa aku menyusun sedemikian rapinya kata-kata agar rasa itu kembali lagi?

Kurasa, aku tak perlu melakukan itu semua.

Karena, untukku memintamu untuk tetap tinggal berarti menjalin hubungan dengan keterpaksaan yang sia-sia.

Karena, untukku memaksakan untuk merebut kembali kesempatan lain berarti menjalin hubungan dengan ketidaktulusan.

Karena, untuuku membuatmu merasakan luka yang sama seperti menjalin hubungan dengan kedendaman.

Karena, untuuku melihat mu bahagia dengan caramu sendiri sudah menjadi bahagia yang terlalu sederhana untuk seorang aku.

Percayalah, bahagiamu, juga menjadi bahagiaku. Tanpa kamu tahu.

No comments:

Post a Comment