23/03/2013
fly fly fly away, don't let me down
i have found a super unique cafe, the theme is balloon and i was falling in love with this place for the first time. the price is not too expensive, standard. looks really was in the air. and to also outfit photoshoot that day I was wearing a mini skirt without a pattern and houndstooth for the tops,and the creepers for the shoes. for the bag, i was wearing a handbag with the map pattern. looks like i want to go to the adventure with my private balloon
dancing in the rain
hey! its been a long long long time ago since made a post on my blog. how are you? i'm very icted with boy outfit and unique skirt pattern. and this is my outfit when i went to jogja a week ago. i used dog pattern in my skirt, i've got this skirt in jogja too and also i wear a soft purple blouse from n.y.l.a and yap! leopard pattern in my vans too. here we go!
i just have no idea i very very comfortable with this style, i named it "7/11"
i just have no idea i very very comfortable with this style, i named it "7/11"
01/11/2012
Llau, untuk apa?
Untuk apa aku berlari mengejarmu hanya ingin memintamu untuk
tetap tinggal?
Untuk apa aku menunggu mu kembali agar mendapatkan
kesempatan lain?
Untuk apa aku bicara tentang luka, agar kau mengerti
bagaimana rasa sakitnya?
Untuk apa aku menyusun sedemikian rapinya kata-kata agar
rasa itu kembali lagi?
Kurasa, aku tak perlu melakukan itu semua.
Karena, untukku memintamu untuk tetap tinggal berarti
menjalin hubungan dengan keterpaksaan yang sia-sia.
Karena, untukku memaksakan untuk merebut kembali kesempatan lain
berarti menjalin hubungan dengan ketidaktulusan.
Karena, untuuku membuatmu merasakan luka yang sama seperti menjalin hubungan dengan kedendaman.
Karena, untuuku melihat mu bahagia dengan caramu sendiri
sudah menjadi bahagia yang terlalu sederhana untuk seorang aku.
Percayalah, bahagiamu, juga menjadi bahagiaku. Tanpa kamu
tahu.
26/10/2012
rasa jadi kata
Ini bukan sekedartulisan yang berjejer rapi yang sedang kau baca. Ini bukan sekedar kata-katayang aku tulis dengan imajinasi di sudut tertentu di dalam otakku. Dan inibukan lah tulisan yang berisi kata-kata bijak atau apalah. Tapi, ini hanyalahsekedar alphabet yang tersusun rapi membentuk kalimat tentang rasa. Bukan rasayang kau rasa, tapi hanya aku. Kauadalah apa yang selalu aku tulis. Tapi aku adalah apa yang tak pernah ingin kaubaca.
“Apa yang kau tunggu?”
Suara yang asing melontarkan kalimat itu tepat di depanku,oh tidak, tepat di depan lamunanku pada coklat panas di meja kayu ini. Entahsudah berapa lama aku menjejerkan kedua tanganku di atas meja lalu menyederkankepalaku sedang mataku hanya terfokus pada coklat panas itu. Headset putih masihterpasang di kedua telingaku.
“Tidak. Aku hanya ingin disini, mengapa?” sahutku padalaki-laki asing yang tiba tiba datang tanpa diundang itu.
“Apa yang kau tunggu, tak akan pernah kembali”
“Ya. Aku tahu”
“Lalu, mengapa masih saja kau tunggu? Bukankah kau tahu,bahwa menunggu adalah hal yang kau benci?”
“Ntahlah. Aku hanya....”
“Hanya ingin memperbaiki sesuatu yang telah rusak, iyabukan?”
Belum lagi aku menyelesaikan kalimatku, ia seakan tau apayang ada di otak ku. Seakan ia mengerti apa yang sedang aku rasa.
“Pengulangan yang sama memang tak akan pernah terjadi.Pengulangan rasa contohnya. Aku tahu, aku paham. Aku hanya saja inginmenyelesaikan sesuatu yang kuanggap selesai tapi ternyata belum”
“Untuk apa kau tunggu lagi ia? Menurut mu, ia hilang atau pergidari mu?”
“Aku yang hilang. Aku yang memutuskan pergi. Sedang ia,masih betah berdiri di tempat itu”
“Mengapa kau yang memutuskan untuk hilang dan pergi?Bukankah itu semua hanya menambah lubang hitam di dalam dadamu?”
“Mungkin akan lebih baik ada yang menghilang dan pergidaripada memutuskan bertahan dan menunggu di tempat yang sama, bersama dia danbersama orang yang sedang ia genggam jemarinya”
“Lalu, untuk hal apa lagi yang kau tunggu? Kepastian? Ataukesempatan?”
“Tidak keduanya. Biarkan hati yang mengurusnya. Juga waktuyang akan membantu setiap pertanyaan di kepalaku itu akan terjawab dengansendirinya, nanti”
“Apakah dia sadar kau telah pergi, dan menghilang darinya?”
“Kurasa tidak. Dan kuharap tidak.”
“Apa yang hilang patut di cari, dan yang hilang akan kembalidengan sendirinya. Kau ini berada di point yang mana? Ingin di cari atau inginkembali nantinya?”
“Aku........”
“Ingin di cari karna ia mulai merasa kehilanganmu, bukan?Tapi kau telah menyelaraskan kalimat ‘bahwa ia akan baik baik saja dan tak akanmerasakan kehilangan, sama dengan yang sedang kau rasa’ di otak danhatimu, iya?”
“Untuk apa ia merasakan ada yang hilang, jika ia telahmenemukan sekeping yang lainnya, yang akan menutupi kepingan lama yang hilangitu? Lalu? Untuk apa aku bertahan, seakan semua yang di dalam sini telah baiksaja?akan mempererat rasa sakit yang ada. Kehilangan itu mutlak, aku tak pernahbermusuhan dengan ia. Biarpun ia mengambil setiap bahagia yang aku genggamerat. Kehilangan itu pasti, dan aku akan menerimanya tanpa memendam dendam. Danaku tak pernah berharap bahwa ia akan mengalami rasa kehilangan, sama yangkurasa. Untuk ku, bahagia untuknya adalah bahagia yang sederhana untukku, disudut tertentu”
“Kau ini seperti bintang. Mengorbankan diri untuk pecahberkeping-keping , Cuma biar agar ia bahagia melihat kerlipnya. Kau iniberteman lama dengan luka, dan kecewa. Entah berapa besar kebahagiaan yangmenunggu mu di depan sana”
“Aku hanya mengikuti alur yang telah di susun, dan aku hanyamenjalankan peran yang di tentukan. Jika memang akhir nya seperti ini, baiklah.Ada beberapa cerita yang tidak mempunyai akhir yang diinginkan. Akan kujalankanperan-peran ku di buku selanjutnya. But, if this has to be goodbye, let it be goodbye”
“Like a foot prints onthe beach sand blown by the wind, the memory of him will fades away”-@fatimaalkaff
“Aku dan dia akanbahagia. Entah bersama atau tidak”-@_fhmy
“Tak usah kau tunggu lagi. Entah apa yang membuatmumenunggu, akhirilah. Apa yang di tunggu akan terasa lama rasanya. Apa yang kautunggu akan terasa sakit hasilnya. Biarkan, lepaskan. Nikmati saja apa yangingin kau nikmati”
“I’m trying tounderstand this new dynamic between us. It’s not as simple as ‘you either wantme or you don’t’. I know that. Keeping him in my life might kill me. But,letting he go will. As soon as possible. This moment will be just another storysomeday”
“All stories have anending”-@auliaaintan
“And I will sooonforget the color of his eyes and he will forget mine. One of those days you’regoing to look for me and I’ll be far gone”
Aku tau, kehilangan itu berteman baik dengan pertemuan. Aku tau, akutak akan pernah bisa melarikan diri dari yang namanya kehilangan. Karna ia akanselalu tiba tiba datang bersamaan dengan satu kesalahan, lalu merampas kebahagiaan.Aku tau, kehilangan itu mutlak dan yang harus aku lakukan adalah membiarkan iadatang sesuka ia sembari menikmati kebahagiaan di hadapanku sebelum akhirnyaaku menjadi titik di pertemuan akhir juga kata-kata selamat tinggal yang akanterlontar sekarang atau nanti. Dan, aku tau banyak yang merasa kehilangan danmengerti tentang apa itu tulus dan apa artinya. Karena, kehilangan tak pernahburuk untuk orang-orang yang mengerti tentang cinta dan rasa tanpa mengibasebuah pembalasan.
Aku telah selesai mengumpulkan serta merapikan halaman-halaman yangtelah engkau buang, dan aku telah selesai pada titik di paragraf ini. Someday,you will understand why I still want to try. Someday, you will undesrtand why idid this things. And someday, you will feel the same feeling like I did.
*kata-kata tentang rasa di atas tidak bermaksud membuattingkatan nostalgia anda terhadap masa lalu meningkat. Hanya sekedar inginmengungkap rasa yang tak pernah terucap, dan tak pernah orang lain rasa.Maafkan, jika kata-kata serta kalimat yang berjejer rapi di atas membuat sesakdi dalam dada anda. :p
-C.
25/10/2012
bagaimana jika?
tepat dibelakangmu, tepat dibawah teriknya matahari siang itu, kau genggam erat jari-jari tanganku tanpa ragu, sedang aku tertunduk diam menikmati genggaman jarimu.
ah! sial! hanya mimpi ternyata, bagaimana jika kita ulang saja mimpi itu?ketika aku bersandar nyaman di pundakmu, sedang engkau mengenggam tanganku? bagaimana jika aku tak usah terbangun saja dan menjalankan peran di mimpi tersebut?
sinar matahari masuk melewati celah-celah horden tepat di belakang kepalaku. kurasa sudah sampai titik berbulan yang lalu, tapi seperti ada naskah naskah yang disusun oleh sang sutradara, dan entah bak artis profesional senantiasa kujalani setiap peran dan dialog yang seakan telah di atur. banyak hal yang tak kumengerti tentang alur cerita ini, entah aku masih sebagai peran utama atau mungkin aku orang sudut pandang ketiga? ntahlah, aku tak pernah paham.
bagaimana jika, cerita tersebut telah mencapai titik selesai tapi akhir cerita nya tak pernah jelas?
bagaimana jika, aku menarik kesimpulan sesuka ku atau aku berhenti bermain peran di dalam cerita ini?lalu kuminta orang lain untuk menggantikan peranku, akankah sama?
bagaimana jika, aku menyusup pergi ke luar kota agar menghindari peran ini?
oh, sang sutradara aku tak paham bagaimana bisa kau membuat cerita yang seaneh ini?
bagaimana bisa tak lebih dari empat hari lalu aku mencoba melarikan diri tapi pada hari ke lima aku selalu kembali ketempat yang sama? bagaimana bisa? padahal, aku sudah berlari sekuat dan semampu ku, hingga tak dapat aku rasakan denyut di telapak kakiku.
aku hanya terduduk lemah, meratap nanar , mencoba memfokuskan pandangan ke ujung-ujung jalan, mencari celah-celah cahaya yang mungkin saja akan menuntunku keluar dari sini, sementara tanganku penuh bekas-bekas tanah kotor membalut tebal, seperti tak ingin terlepas.
ah, aku tak kuat lagi untuk berlari, tuhan mungkin tlah bosan mendengar keluhan dan permohonanku.
bagaimana jika, ini semua tak pernah nyata? bagaimana jika selama ini aku hanya hidup di dalam mimpi saja? bagaimana jika, ini semua hanya skenario2 yang tak pernah nyata? lalu? bagaimana akhir yang jelas?
kurasa sudah sampai titik, sudahlah. kedua kaki ku tak mampu lagi untuk berlari. sudahlah, akhiri saja di paragraf ini tanpa harus aku mengibanya bukan?
sehabis aku menutup mata hari ini, dan terbangun esok hari semoga aku bisa dengan bangga karna semuanya hanya mimpi, tak pernah nyata. lalu, akan kuwujudkan lagi mimpi2 yang terlalu banyak aku impikan, dan kuteruskan imajinasi di alam dongengku sendirian. ya, aku memang anak yang aneh, terlalu berimajinasi dan bermimpi, tapi seolah satu persatu menjadi nyata. akan kuwujudkan lagi, karna aku tak pernahh tau di mimpi yang keberapa nafas ku yang cuma-cuma ini akan terhenti.
aku hanya peran yang menjalani semua naskah-naskah tambahan ataupun skenario yang tlah kau susun. aku hanyalah peran yang memendam segala keluh tentang peran yang kau beri kepadaku. tapi, sungguh tuhan, kau sungguh sutradara yang tau bagaimana akhir yang baik akan terjadi kepadaku. jika cerita nya tlah selesai pada paragfraf terakhir, maka izinkan lah aku untuk mencoba mencerna nafas yang tersengal-sengal yg sudah aku derita sejak 6bulan lalu.
ah! sial! hanya mimpi ternyata, bagaimana jika kita ulang saja mimpi itu?ketika aku bersandar nyaman di pundakmu, sedang engkau mengenggam tanganku? bagaimana jika aku tak usah terbangun saja dan menjalankan peran di mimpi tersebut?
sinar matahari masuk melewati celah-celah horden tepat di belakang kepalaku. kurasa sudah sampai titik berbulan yang lalu, tapi seperti ada naskah naskah yang disusun oleh sang sutradara, dan entah bak artis profesional senantiasa kujalani setiap peran dan dialog yang seakan telah di atur. banyak hal yang tak kumengerti tentang alur cerita ini, entah aku masih sebagai peran utama atau mungkin aku orang sudut pandang ketiga? ntahlah, aku tak pernah paham.
bagaimana jika, cerita tersebut telah mencapai titik selesai tapi akhir cerita nya tak pernah jelas?
bagaimana jika, aku menarik kesimpulan sesuka ku atau aku berhenti bermain peran di dalam cerita ini?lalu kuminta orang lain untuk menggantikan peranku, akankah sama?
bagaimana jika, aku menyusup pergi ke luar kota agar menghindari peran ini?
oh, sang sutradara aku tak paham bagaimana bisa kau membuat cerita yang seaneh ini?
bagaimana bisa tak lebih dari empat hari lalu aku mencoba melarikan diri tapi pada hari ke lima aku selalu kembali ketempat yang sama? bagaimana bisa? padahal, aku sudah berlari sekuat dan semampu ku, hingga tak dapat aku rasakan denyut di telapak kakiku.
aku hanya terduduk lemah, meratap nanar , mencoba memfokuskan pandangan ke ujung-ujung jalan, mencari celah-celah cahaya yang mungkin saja akan menuntunku keluar dari sini, sementara tanganku penuh bekas-bekas tanah kotor membalut tebal, seperti tak ingin terlepas.
ah, aku tak kuat lagi untuk berlari, tuhan mungkin tlah bosan mendengar keluhan dan permohonanku.
bagaimana jika, ini semua tak pernah nyata? bagaimana jika selama ini aku hanya hidup di dalam mimpi saja? bagaimana jika, ini semua hanya skenario2 yang tak pernah nyata? lalu? bagaimana akhir yang jelas?
kurasa sudah sampai titik, sudahlah. kedua kaki ku tak mampu lagi untuk berlari. sudahlah, akhiri saja di paragraf ini tanpa harus aku mengibanya bukan?
sehabis aku menutup mata hari ini, dan terbangun esok hari semoga aku bisa dengan bangga karna semuanya hanya mimpi, tak pernah nyata. lalu, akan kuwujudkan lagi mimpi2 yang terlalu banyak aku impikan, dan kuteruskan imajinasi di alam dongengku sendirian. ya, aku memang anak yang aneh, terlalu berimajinasi dan bermimpi, tapi seolah satu persatu menjadi nyata. akan kuwujudkan lagi, karna aku tak pernahh tau di mimpi yang keberapa nafas ku yang cuma-cuma ini akan terhenti.
aku hanya peran yang menjalani semua naskah-naskah tambahan ataupun skenario yang tlah kau susun. aku hanyalah peran yang memendam segala keluh tentang peran yang kau beri kepadaku. tapi, sungguh tuhan, kau sungguh sutradara yang tau bagaimana akhir yang baik akan terjadi kepadaku. jika cerita nya tlah selesai pada paragfraf terakhir, maka izinkan lah aku untuk mencoba mencerna nafas yang tersengal-sengal yg sudah aku derita sejak 6bulan lalu.
26/09/2012
Bukan seperti yang kau kira, sayang
Mencintaimu bukanlah hal yang mudah. Ya, mungkin aku menyukaimu. Mungkin, kau adalah incaran ku sejak lama. Mungkin, aku memang menginginkanmu sejak lama. Banyak informasi tlah aku dapatkan dengan mudah. Semua berjalan lancar ketika aku telah mulai mengenalmu, tapi ketika kau menjadi milikku dan tlah kudapatkan kamu, itu tak seperti yang aku bayangkan. Aku memang menyukai parasmu, dan aku menyukai caramu memperlakukanku dengan semestinya. Tapi, mengapa kamu tak seperti yang kukira? Mengapa begitu sulit untuk memahami mu? serta mengerti situasi dan kondisimu? mengapa setelah sekian bulan aku tak mengerti harus bagaimanakah aku ketika mood mu tak sedang bagus? bahkan aku terlanjur cinta dan semakin lama kita bersama aku malah tak mengerti dirimu sama sekali, harus bagaimanakah aku?bukankah dulu aku yang sangat menginginkanmu?
Gak gampang buat ngertiin orang itu gimana, aku gak ngerti dulu aku harus gimana ngendaliin kamu kalo lagi emosi, aku juga gak tau kalo kamu mood nya jelek juga gimana, dan aku pelajarin kamu dari awal aku harus gimana, dan akhirnya aku bisa dan aku ngerti aku harus gimana. Ternyata buat ngertiin orang itu gak gampang, buat tau orang yang disayang itu gak gampang dan prosesnya lama juga butuh kesabaran ekstra. Jadi, ngapain cari yang secara fisikli nice tp susah memahamin orang itu? susah loh:)
25/09/2012
Luka dalam gelas.
Gelas itu dulu nya tak pernah tergores. Gelas itu dulunya ada hal yang paling aku banggakan. Gelas itu dulunya selalu aku bawa kemanapun aku pergi. Ya, dulu sebelum gelas itu jatuh dan akhirnya lecet dan retak. Aku kebingungan, harus aku apakan gelas yang retak ini, padahal ini gelas kesayanganku sejak lama. Aku coba mempoles nya agar bekas nya hilang tapi itu pun tak mampu menghilangkan bekasnya. Gelasku tak seindah dulu, dan takkkan pernah sama lagi bentuknya.
Sama seperti hati dan hubungan, bukan? Sekali saja retak, sekali saja rusak, sekali saja terpatahkan, takkan pernah lagi sama bentuknya, takkan sama lagi rasanya dan takkan pernah lagi kembali seperti sedulu kala, sekeras apapun kau menccoba memperbaikinya.
Bagaimana bisa aku merusak sesuatu yang aku tau itu adalah bagian terpenting untukku?
Bagaimana bisa? Mungkin aku termasuk orang yang teledor dan kebingungan harus bagaimana.
Harus kuakui, tak ada yang bisa diubah dan memang tak pernah bisa dirubah.
Sekeras apapun aku mencoba, luka itu tetap membekas. Sekeras apapun aku merubahnya, luka itu takkan pernah hilang dan kekecewaan itu takkan pernah terhapuskan sekalipun dia hidup di masa depan, akan tetapi ia masih membawa ransel berisikan kesalahan-kesalahan dan penyesalan masa lampau yang tanpa ia sadari membebankan pundaknya.
Bagaimana bisa, secepat itu kau menghilang dari tikungan? bukannya aku baru saja memeluk mu beberapa menit lalu? bukannnya aku masih merasakan kecupan ringan di keningku beberapa menit lalu? Apa itu yang terakhir?
Gelas itu takkan pernaah kembali seperti sedia kala, gelas itu akan selalu rusak dan retak. Bahkan gelas itu telah menjadi barang bekas yang masih saja kau dan aku bawa, kau dan aku simpan. Padahal, kau dan aku sama-sama tahu bahwa kita saling membenci gelas itu, bukan?
Tanpa kamu tahu, gelas itu akan selalu menjadi kesayanganku walau aku membencinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)